Rabu, 27 Februari 2013

SINOPSIS BUKU CHAIRUL TANJUNG SI ANAK SINGKONG


Sinopsis Buku
        Awal cerita dari buku ini mengisahkan tentang suatu moment yang sangat berkesan buat Chairul Tanjung (CT) dimana ia diberitahukan oleh ibunya bahwa uang kuliah yang telah di berikan kepadanya adalah uang hasil menjual kain halus. Mengetahui hal tersebut maka ia pun kemudian bertekad untuk tidak lagi memberatkan orang tuanya dan akan membiayai sendiri kuliahnya di FKG UI yang saat kejadian itu masih duduk di semester 1. Cerita pun berlanjut menilik masa lalunya yang sebenarnya juga bukan berasal dari keluarga yang miskin karena sebelumnya mereka sempat memiliki beberapa perusahaan percetakan dan showroom mobil. Namun karena tidak setuju dengan pemerintahan orde baru maka usaha pun menjadi bangkrut dan tinggallah mereka kemudian di gang abu, jakarta pusat yang menurut penuturan CT waktu itu merupakan salah satu daerah paling kumuh serta kantong kemiskinan di Jakarta.

Pada kalimat-kalimat selanjutnya lebih banyak menyenangkan bagi mereka yang ingin mengetahui bagaimana kisah CT membangun kerajaan bisnisnya, karena setelah berkisah tentang keluarganya, ia mulai berkisah bagaimana ia memulai bisnisnya di bawah tangga kampus UI yang waktu itu masih di salemba. Ia bercerita walaupun terkesan melompat-lompat menurut saya karena tampaknya banyak moment berkesan yang ingin ia sampaikan pada saat awal ia membangun kariernya. Moment membangun karier inilah yang kemudian menjadi salah satu bagian yang cukup banyak dibahas mulai dari bagaimana ia berhubungan baik dengan para petinggi kampus, sehingga sedikit banyak usahanya menjadi lancar sampai bagaimana ia membagi waktu diantara belajar sebagai mahasiswa, memulai bisnis dan kehidupan kesehariannya dimana ia menggambarkan diri sebagai seorang yang supel dan mempunyai banyak teman. Bagian selanjutnya dari buku ini mengisahkan  proses pengakusisian Bank Mega yang menjadi tonggak lonjatan usahanya, hingga membangun Trans TV, kemudian mengakuisisi Trans 7 hingga yang menjadi polemik seperti pembelian saham Carrefour pun ia jelaskan di buku ini.

     Bahasa penuturan yang digunakan cukup menarik untuk di baca karena sederhana dan mudah dicerna untuk berbagai kalangan. Dari setiap kalimat yang ada saya membaca bahwa melalui buku ini CT ingin mengajak setiap orang yang membaca bukunya untuk kurang lebih mengikuti jejaknya sebagai pengusaha karena setidaknya ada visi-visi yang jelas ingin ia sampaikan terkait dengan jiwa wirausaha di Indonesia yang sedang berkembang pesat ini. Pada moment - moment ini tampaknya beliau juga ingin berbagi salah satu filosofi/ideologi yang menjadi kebanggannya yaitu "MENJADI PENGUSAHA BUKAN KARENA BAKAT ATAU KETURUNAN TETAPI KARENA KEMAUAN DAN KEMAMPUAN YANG TERUS DILATIH" . Hal lain yang menjadi perhatian dalam buku ini adalah bagaimana ia secara tidak langsung mengajarkan bagaimana cara berkomunikasi, menjalin hubungan dengan orang-orang yang berpengaruh terhadap kehidupannya serta bagaimana kerasnya perjuangan beliau untuk mencapai posisi yang sekarang sudah diraihnya tersebut.

    Meskipun tampak sempurna namun buku ini mempunyai beberapa hal yang mengganjal, karena ada beberapa bagian yang terlalu mengesankan akan keberhasilan yang diraih  terlalu diekspose secara berlebihan serta testimoni yang di sampaikan ingin membuat CT menjadi malaikat yang sempurna dimata pembacanya. Saya bahkan saat membaca buku ini sempat merasa lega ketika ada bagian dimana Ia menceritakan pernah bersikap emosional hingga menggebrak meja kerja, hal ini saya rasa akan cukup mengimbangi kisah sebelumnya diceritakan perjalanan kariernya tampak begitu mulus walaupun menceritakan kejadian yang sangat penuh perjuangan. 
Secara pribadi saya menyarankan agar membaca buku ini karena memang sangat menginspirasi, apalagi bagi mereka yang sedang meniti karier dalam dunia bisnis yang terkenal penuh dengan perjuangan dan kerja keras. Dengan membaca buku ini mungkin kita akan sedikit banyak mengambil pelajaran yang ingin disampaikan CT melalui bukunya. Walaupun saya membaca buku ini hanya dari hasil meminjam namun selayaknya memang jika kita mempunyai uang untuk membeli masing-masing sebagai penghargaan bagi beliau yang mungkin dalam waktunya yang serba sibuk menyempatkan diri menyusun biografi yang mungkin ingin dipersembahkan kepada kita semua. Akhri kata terima kasih Allah swt atas kesempatan yang diberikan untuk membaca buku ini dan terima kasih juga untuk Bapak Chairul Tanjung atas berbagi pengalamannya yang menginspirasi, semoga nanti kita bisa bekerja sama.,.,., aamiinn

Apakah Buah Simalakama itu Benar-benar Ada?

Pengertian Multikulturalisme

Multikulturalisme berasal dari dua kata; multi (banyak/beragam) dan cultural (budaya atau kebudayaan), yang secara etimologi berarti keberagaman budaya. Budaya yang mesti dipahami, adalah bukan budaya dalam arti sempit, melainkan mesti dipahami sebagai semua dialektika manusia terhadap kehidupannya. Dialektika ini akan melahirkan banyak wajah, seperti sejarah, pemikiran, budaya verbal, bahasa dan lain-lain. 
Kesadaran akan adanya keberagaman budaya disebut sebagai kehidupan multikultural. Akan tetapi tentu, tidak cukup hanya sampai disitu. Bahwa suatu kemestian agar setiap kesadaran akan adanya keberagaman, mesti ditingkatkan lagi menjadi apresiasi dan dielaborasi secara positif. pemahaman ini yang disebut sebagai multikulturalisme.
Mengutip S. Saptaatmaja dari buku Multiculturalisme Educations: A Teacher Guide To Linking Context, Process And Content karya Hilda Hernandes, bahwa multikulturalisme adalah bertujuan untuk kerjasama, kesederajatan dan mengapresiasi dalam dunia yang kian kompleks dan tidak monokultur lagi.
Pengertian ini memang sangat relevan dengan keadaan yang multikultur dewasa ini. Pengertian dari Hilda ini mengajak kita untuk lebih arif melihat perbedaan dan usaha untuk bekerjasama secara positif dengan yang berbeda. Disamping untuk terus mewaspadai segala bentuk-bentuk sikap yang bisa mereduksi multikulturalisme itu sendiri.
Lebih jauh, Pasurdi Suparlan memberikan penekanan, bahwa multikulturalisme adalah ideologi yang mengakui dan mengagungkan perbedaan dalam kesederajatan, baik secara individu maupun kebudayaan. Yang menarik disini adalah penggunaan kata ideologi sebagai penggambaran bahwa betapa mendesaknya kehidupan yang menghormati perbedaan, dan memandang setiap keberagaman sebagai suatu kewajaran serta sederajat.
Multikulturalisme’ (multiculturalisme)-meskipun berkaitan dan sering disamakan-adalah kecenderungan yang berbeda dengan pluralisme. Multikulturalisme adalah sebuah relasi pluralitas yang di dalamnya terdapat problem minoritas (minority groups) vs mayoritas (mayority group), yang di dalamnya ada perjuangan eksistensial bagi pengakuan, persamaan (equality), kesetaraan, dan keadilan (justice).
Multiculturalisme itu mengenai kemajemukan di masyarakat, di utamakan kemajemukan dalam hal suku/ras/kultur/bahasa dll. Mereka menyebut tentang multiculturalisme atau kepelbagaian budaya di Amerika yang dibantu pula oleh media yang dikatakan “fragmented” atau terpecah-pecah, mendokong semangat kepuakan atau “tribalism”.Maka dikatakan yang sedang berlaku ialah “tribalism within globalism”- kepuakan dalam pensejagatan- atau “globalism in tribalism”-pensejagatan dalam kepuakan dan yang satu mendokong yang lainnya.
Memang keterbukaan yang kini telah dinikmati oleh berbagai kalangan dan lapisan tentu positif, apabila dimaknai dengan baik. Akan tetapi bisa berakibat negatif bila dimaknai sebagai serba boleh dan kebebasan yang destruktif. Oleh karenanya, daerah mesti memiliki kearifan untuk memaknai keberagaman ini dengan multikulturalisme. Dimana multikulturalisme dimaknai sebagai representasi antropologis dalam pembentukan bangsa,dikarenakan suatu daerah adalah identitas kebangsaan yang kosmopolit dan plural.

Senin, 25 Februari 2013

Merangkai Bel Listrik Sederhana


Berangkat dari tugas kuliah mengenai pemberdayaan media belajar IPA yang dikerjakan secara kelompok, akhirnya saya dan beberapa rekan kelompok mulai mencoba membuat media belajar dalam bidang IPA yaitu bel listrik.

Media ini digunakan sebagai media belajar atau alat bantu belajar bagi siswa SMP kelas IX. Melalui media ini harapan kedepannya siswa dapat belajar secara aktif melalui perkembangan pola pikirnya dalam memahami prinsip kerja bel listrik sebagai bekal awal penemuan konsep dasar dari sesuatu yang dipelajarinya.
Sehingga diharapkan siswa tidak hanya belajar melalui teori saja yang secara klasiknya bersifat “semu” hingga mengakibatkan siswa terpaksa harus menghafal huruf demi huruf, melainkan juga memberi kesempatan kepada mereka untuk belajar secara “nyaman” sesuai kemampuan mereka masing–masing, tentunya dengan bimbingan guru bidang studi sebagai fasilitator dan motivator.

Berbekal buku Science Plus Technology and Society yang saya dapatkan sewaktu SMA, saya menemukan sedikit petunjuk mengenai perangkat bel listrik sederhana beserta cara pembuatannya. Jika melihat definisi yang beredar di berbagai sumber informasi, barangkali saya mendefinisikan bel listrik sebagai suatu alat yang mampu menghasilkan suara dari adanya perubahan energi listrik menjadi magnet (yang nantinya menimbulkan energi gerak yang berfungsi sebagai sumber pelaku timbulnya suara).

Gambar berikut merupakan bel listrik sederhana yang berhasil kami buat dengan sumber energi listrik dari baterai kering atau dapat juga dengan menggunakan adaptor. Rekomendasi kami untuk sumber energi listrik sebaiknya menggunakan adaptor dibandingkan baterai, karena adaptor dapat mensuplai arus yang cukup konstan untuk kebutuhan bel. Sedangkan jika menggunakan baterai, energi listrik akan semakin melemah dan hilang dalam waktu yang cukup singkat.

Hal ini kami berikan karena memang telah kami alami sewaktu proses pembuatan bel listrik. Bahan-bahan yang digunakan untuk mengkonstruksi bel ini pun berasal dari barang-barang bekas yang mudah ditemui disekitar kita.

Besarnya energi listrik yang diperlukan adalah berkisar dari 9 sampai dengan 18 volt. Jika energi listrik yang diberikan terlalu kecil maka bel listrik tersebut tidak dapat bekerja secara optimal atau bahkan tidak bekerja sama sekali.
Namun jika energi listrik yang dialiri terlalu besar maka akan sangat berbahaya dan yang jelas bel listrik tersebut akan terbakar karena timbul energi panas yang berlebih. Untuk hal ini sangat tidak dianjurkan.

Untuk membuat bel listrik, beberapa komponen yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:
  1. Satu lembar papan kayu (ukuran 30x25 cm dengan ketebalan sekitar 1 cm).
  2. kawat tembaga 1 utas/tanpa penyambungan (berdiameter 1 mm, panjang 11 m).
  3. 1 buah saklar/peyambung dan pemutus arus .
  4. Satu buah baterai 9 volt atau adaptor yang memiliki rentang tegangan 9-18 volt.
  5. Satu batang paku besi 9 inci.
  6. 10-15 sekrup kecil atau paku kecil(paku triplek). Jumlah dapat disesuaikan dengan kebutuhan atau desain yg telah dibuat.
  7. Lembaran aluminium dari bekas kemasan minuman kaleng. Ambil dari kemasan kaleng kira-kira 2 buah.
  8. batang kayu berukuran batang spidol besar (atau sekitar berdiameter 1-1,5 cm).
  9. Pelat besi yang dibuat menyiku 90 dejarat. Tebal pelat sekitar 1 mm.
  10. Satu sekrup 1 inci beserta bautnya.
  11. Satu sekrup berukuran 1,5 inci.
  12. Satu buah bel atau lonceng.
  13. Satu pelat besi tipis ukuran 1x15 cm (bisa didapatkan dari kaleng yang non-aluminium)
  14. Satu pelat baja tipis ukuran 1x7 cm (bisa dari cutter bekas yang sudah ditumpulkan bagian mata pisaunya).
  15. Dua buah sekrup kecil yang biasa digunakan pada alat-alat elektronik.
Sedangkan alat yang dibutuhkan dalam pembuatan bel yaitu:
  1. Tang (bisa tang lancip atau tumpul).
  2. Palu.
  3. Obeng minus dan plus ukuran kecil.
  4. pisau kecil/pisau lipat.
  5. gunting tumpul (gunting bekas).
  6. solder beserta kawat timahnya.
  7. mistar dan pensil.
Untuk petunjuk pembuatan, kali ini saya sampaikan hanya dalam bentuk skema/gambar sederhana yang menerangkan setiap bagian pada komponen bel listrik.
Barangkali beberapa bagian yang perlu diberi keterangan lebih lanjut yaitu:
1. Mengenai kumparan yang nantinya berfungsi sebagai sumber medan magnet. Kumparan dibuat dengan cara melilitkan kawat tembaga pada paku ukuran 9 inci. Banyaknya lilitan tergantung kebutuhan. Jika ingin menghasilkan medan magnet yang kuat namun membutuhkan energi listrik yang sedikit lebih, makan lilitan dibuat lebih banyak. Ringkasnya, jumlah lilitan minimal untuk sumber tegangan 9-18 volt dengan bahan kawat tembaga berdiameter 1 mm pada paku 9 inci adalah 200-300 lilitan.

2. Pada bagian lempengan baja(pegas) dan lempengan besi sebagai lengan pemukul, disatukan menggunakan sekrup kecil. Sebaiknya skrup yang digunakan berjumlah 2 buah agar lebih kokoh. Pada bagian ini kemudian dilakukan penyolderan antara kawat tembaga yang berasal dari kumparan dengan lempengan baja yang terhubung ke interuptor (sekrup berukuran 1,5 inci).

3. Pada bagian kumparan, ujung paku 9 inci diberi penahan supaya kumparan tidak bergeser ketika didorong oleh lempengan besi. Penahan berupa lembaran aluminium yang dipasang vertikal dengan pemakuan untuk melekatkan pada papan.

4. Mengenai bagian dudukkan lempengan baja dan besi, tahap pemasangan diawali dengan melekatkan lempengan pada dudukkan kemudian dilanjutkan pemasangan ke bidang papan. Keterangan dudukkan ini silahkan lihat pada gambar di bawah.
Sedangkan desain bel yang telah selesai, silakan lihat gambar dibawah berikut:Mungkin untuk mempermudah memahami cara pembuatannya, saya mencoba sertakan prinsip kerja dari bel listrik ini.

Prinsip kerja Bel Listrik:

Ketika saklar ditekan (dalam keadaan on) hingga menutup rangkaian yang sebelumnya telah di hubungkan ke sumber arus listrik (baterai atau adaptor), arus listrik mengalir dari sumber arus listrik menuju interuptor (sekrup pada batang kayu) melalui kawat tembaga. Kemudian arus dilanjutkan menuju ke lempengan baja dan selanjutnya menuju ke kumparan (paku yang dililitkan kawat tembaga).

Adanya arus listrik yang mengalir melalui kumparan mengakibatkan paku berubah menjadi magnet dan menarik lempengan logam/besi tipis yang dilekatkan pada lempengan baja. Pada lempengan logam/besi ini kemudian dilekatkan dengan kawat yang berfungsi sebagai pemukul bel. Tertariknya lempengan logam beserta lempengan baja mengakibatkan kawat pemukul bergetar dan memukul bel/lonceng hingga berbunyi.

Pada saat yang sama hubungan lempengan baja dengan interuptor terputus sehingga arus listrik berhenti mengalir. Berhentinya arus listrik itu menyebabkan paku kumparan kehilangan sifat magnetnya. Akibatnya lempengan baja kembali ke posisi semula. Lempengan baja kembali terhubung dengan interuptor dan arus listrik kembali mengalir, sifat magnet pada kumparan muncul kembali. Begitu seterusnya hingga saklar dimatikan (dalam keadaan off).

Sekedar catatan tambahan, bahwa ketika bel bekerja, akan terjadi percikan bunga api kecil pada bagian bertemunya interuptor dengan lempengan baja. Untuk hal ini tidak terlalu membahayakan sebatas energi listrik yang diberikan tidak terlalu besar. Untuk pencegahan terjadinya kebakaran, kiranya segera jauhkan dari bahan-bahan yang mudah terbakar, seperti bensin, alkohol, dsb.
http://kosongbolong.blogspot.com/2010/03/berawal-dari-tugas-kuliah-mengenai.html 

Jumat, 15 Februari 2013

Keragaman Budaya di Indonesia

Keragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Dalam konteks pemahaman masyarakat majemuk, selain kebudayaan kelompok suku bangsa, masyarakat Indonesia juga terdiri dari berbagai kebudayaan daerah bersifat kewilayahan yang merupakan pertemuan dari berbagai kebudayaan kelompok sukubangsa yang ada didaerah tersebut. Dengan jumlah penduduk 200 juta orang dimana mereka tinggal tersebar dipulau- pulau di Indonesia. Mereka juga mendiami dalam wilayah dengan kondisi geografis yang bervariasi. Mulai dari pegunungan, tepian hutan, pesisir, dataran rendah, pedesaan, hingga perkotaan. Hal ini juga berkaitan dengan tingkat peradaban kelompok-kelompok sukubangsa dan masyarakat di Indonesia yang berbeda.

Pertemuan-pertemuan dengan kebudayaan luar juga mempengaruhi proses asimilasi kebudayaan yang ada di Indonesia sehingga menambah ragamnya jenis kebudayaan yang ada di Indonesia. Kemudian juga berkembang dan meluasnya agama-agama besar di Indonesia turut mendukung perkembangan kebudayaan Indonesia sehingga memcerminkan kebudayaan agama tertentu. Bisa dikatakan bahwa Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat keaneragaman budaya atau tingkat heterogenitasnya yang tinggi. Tidak saja keanekaragaman budaya kelompok sukubangsa namun juga keanekaragaman budaya dalam konteks peradaban, tradsional hingga ke modern, dan kewilayahan.
Keragaman budaya yang dimiliki Indonesia seharusnya membuat Indonesia menjadi bangsa yang berbudaya. Namun belakangan ini, Indonesia seakan lupa dengan kebanggaan budayanya yang malah terseret arus budaya asing seiring dengan era globalisasi. Budaya Indonesia menjadi tidak berkembang dan dianggap ketinggalan jaman, sehingga banyak generasi muda Indonesia yang tidak mengenal budayanya sendiri.
Dunia telah berubah, Hanya yang mengikuti perubahanlah yang mampu bertahan. Dan Semua itu hanya dapat diwujudkan melalui inovasi. Dalam rangka meningkatkan inovasi dalam Negara Indonesia maka dibentuklah Komite Inovasi Nasional (KIN). Komite yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden RI ini untuk membantu Presiden dalam rangka memperkuat Sistem Inovasi Nasional (SINAS), memberi masukan mengenai prioritas program dan rencana aksi dan melaksanakan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan kebijakan dan program penguatan SINAS. KIN mempunyai misi jangka panjang berkaitan dengan nilai dan budaya yaitu membangun knowledge based society.
Berkaitan dengan inovasi budaya, yang saat ini menjadi gebrakan baru dalam dunia pertelevisian adalah dengan hadirnya suatu program televisi yang merupakan pertunjukan wayang dengan konsep baru yang lebih inovatif (Opera Van Java) dan lebih dapat diterima oleh masyarakat. Inovasi tersebut membuat acara wayang yang terkesan kaku menjadi lebih menghibur masyarakat, bahkan kamu muda sekalipun. 

 Faktor-faktor Penyebab Keberagaman Budaya


Masyarakat Indonesia terdiri dari ratusan suku bangsa yang tersebar di lebih dari 13 ribu pulau. Setiap suku bangsa memiliki identitas sosial, politik, dan budaya yang berbeda-beda, seperti bahasa yang berbeda, adat istiadat serta tradisi, sistem kepercayaan, dan sebagainya.


Ciri keragaman kebudayaan lokal di Indonesia dapat dilihat dari hal-hal sebagai berikut:


1.   Keragaman suku bangsa


Dari ilmu antropologi diketahui bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunan, Cina Selatan.


Antara tahun 3.000 – 500 SM Indonesia telah dihuni oleh penduduk migran submongoloid dari Asia yang kemudian bercampur dengan penduduk indigenous/ pribumi dan indo-arian dari Asia Selatan.


Klasifikasi suku di Indonesia menurut Van Vollenhoven yang membagi Indonesia ke dalam 19 daerah suku bangsan, yaitu:





1)       Aceh


2)       Gayo-alas dan Batak


       Nias dan Batu


3)       Minangkabau


       Mentawai


4)       Sumatra Selatan


5)       Melayu


6)       Bangka dan Belitung


7)       Kalimantan


8)       Minahasa


Sangir-Talaud


9)       Gorontalo


10)    Toraja


11)    Sulawesi Selatan


12)    Ternate


13)    Ambon


Kepulauan Barat Daya


14)    Irian


15)    Timor


16)    Bali dan Lombok


17)    Jawa Tengah dan Jawa Timur


18)    Surakarta dan Yogyakarta


19)    Jawa Barat



2.   Keberagaman bahasa


Indonesia termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia (Australia-Asia). Gorys Keraf membagi rumpun bahasa ini ke dalam subrumpun:


1)       Bahasa-bahasa Austronesia Barat atau Bahasa-bahasa Indonesia/ Melayu yang meliputi:


§  Bahasa-bahasa Hesperonesia (Indonesia Barat) yang meliputi: bahasa Minahasa, Aceh, gayo, Batak, Minangkabau, Melayu, Melayu Tengah, Lampung, Nias, Mentawai, Jawa, Sunda, Madura, Dayak, Bali Sasak, Gorontalo, Toraja, Bugis-Makasar, Bima, Manggarai, Sumba, Sabu.


§  Bahasa-bahasa Indonesia Timur yang meliputi: bahasa Timor-Ambon, Sula Bacan, Halmahera Selatan-Irian Barat.


2)       Bahasa-bahasa Austronesia Timur atau Polinesia yang meliputi:


§  Bahasa-bahasa Melanesia (Melanesia dan Pantai Timur Irian)


Melanesia (dari bahasa Yunani "pulau hitam") adalah sebuah wilayah yang memanjang dari Pasifik barat sampai ke Laut Arafura, utara dan timur laut Australia.




§  Bahasa-bahasa Heonesia (Bahasa Polinesia dan Mokronesia)


3.   Keberagaman religi


Indonesia memiliki keberagaman agama atau kepercayaan. Di Indonesia terdapat enam agama yang diakui secara resmi oleh negara yaitu: Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Buddha dan Konghucu. Selain itu berkembang pula kepercayaan-kepercayaan lain di massyarakat.


4.   Keberagaman seni dan budaya


Suku bangsa yang beragam di Indonesia tentu menghasilkan kebudayaan yang beragam pula. Salah satu wujud itu adalah kesenian, baik seni sastra, seni tari, seni musik, seni drama, seni rupa dan sebagainya.




Manfaat Keberagaman Budaya


Keberagaman budaya memberikan manfaat bagi bangsa kita. Dalam bidang bahasa, kebudayaan daerah yang berwujud dalam bahasa daerah dapat memperkaya perbedaharaan istilah dalam bahasa Indonesia. Sementara itu, dalam bidang pariwisata, potensi keberagaman budaya dapat dijadikan objek dan tujuan pariwisata di Indonesia yang bisa mendatangkan devisa. Pemikiran yang timbul dari sumber daya manusia di masing-masing daerah dapat pula dijadikan acuan bagi pembangunan nasional.




Masalah Akibat Keberagaman Budaya


Mengatur dan mengurus sejumlah orang yang sama ciri-ciri, kehendak, dan adat istiadatnya tentunya lebih mudah daripada mengurus sejumlah orang yang semuanya berbeda-beda mengenai hal-hal tersebut.


Gagasan yang menarik untuk diangkat mengatasi/ mengikis kesalahpahaman dan membangun benteng saling pengertian adalah dengan multikulturalisme dan sikap toleransi serta empati.


1)   Multikulturalisme


Multikulturalisme adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan pandangan seseorang tentang ragam kehidupan di dunia, ataupun kebijakan kebudayaan yang menekankan tentang penerimaan terhadap realitas keragaman, dan berbagai macam budaya (multikultural) yang ada dalam kehidupan masyarakat menyangkut nilai-nilai, sistem, budaya, kebiasaan, dan politik yang mereka anut.


Didalam multikulturalisme masyarakat diminta untuk melihat dan menyikapi perbedaan, multikulturalisme juga mengajak masyarakat untuk melihat keragaman budaya dalam kacamata kesederajatan maksudnya tidak ada budaya yang lebih tinggi daripada budaya lain. Didalam multikulturalisme juga tidak boleh ada diskriminasi terhadap suatu komunitas suku bangsa tertentu karena hal itu akan menjadi benih perpecahan dan konflik. Semua suku bangsa harus diperlakukan sama dan dilibatkan dalam berbagai aspek kebangsaan baik sosial, politik, hukum, maupun pertahanan dan keamanan. Hanya dengan cara demikian seluruh potensi suku bangsa akan bahu-membahu membangun perdapan bangsanya yang lebih baik.


2)   Toleransi dan empati


Sikap toleransi berarti sikap yang rela menerima dan menghargai perbedaan dengan orang atau kelompok lain.


Empati adalah sikap yang secara ikhlas mau merasakan pikiran dan perasaan orang lain.


Sikap toleran dan empati ini sangat penting ditumbuhkembangkan dalam kehidupan masyarakat yang majemuk seperti di Indonesia.


Cara pikir seperti ini akan membawa kita pada sikap dan tindakan untuk tidak memperuncing perbedaan, tetapi mencari nilai-nilai universal yang dapat mempersatukan.




Integrasi Nasional


Integrasi artinya pembauran hingga menjadi satu kesatuan yang utuh atau bulat. Integrasi bisa terjadi secara horisontal dengan pihak yang sederajat, ataupun secara vertikal.


Pendapat para ahli mengenai integrasi nasional:


1.    Higgins


Memahami integrasi nasional dengan melihat proses penyatuan kelompok budaya dan sosial pada satu kesatuan wilayah dan identitas nasional.


2.    Dr. Nazaruddin Sjamsuddin


Proses penyatuan suatu bangsa yang mencakup semua aspek kehidupannya, yaitu aspek sosial, politik, ekonomi dan budaya.


3.    J. Soedjati Djiwandono


Cara bagaimana kelestarian persatuan nasional dalam arti luas dapat didamaikan dengan hak menentukan nasib sendiri. Hak tersebut perlu dibatasi pada suatu taraf tertentu. Bila tidak, persatuan nasional akan dibahayakan.


Faktor-faktor yang memengaruhi integrasi nasional:


1.    Homogenitas kelompok


Pada kelompok yang kecil biasanya tingkat kemajemukannya juga relatif kecil, sehingga akan mempercepat proses integrasi nasional.


2.    Mobilitas geografis


Faktor geografis memengaruhi efektifitas dan efesiensi komunikasi. Komunikasi yang berlangsung di dalam masyarakat akan mempercepat integrasi nasional.


Kata kunci dalam mencapai integrasi nasional adalah dengan menjaga keselarasan antarbudaya.


Peranan pemerintah


1.    Pemerintah harus mampu melaksanakan sebuah sistem politik nasional yang dapat mengakomodasikan aspirasi masyarakat yang memiliki kebudayaan yang berbeda-beda.


2.    Kemampuan desentralisasi pemerintah yang diwujudkan dalam agenda otonomi daerah.


3.    Keterbukaan dan demokratisasi yang bertumpu pada kesamaan hak dan kewajiban warga negara.


Peranan masyarakat


1.    Meminimalkan perbedaan yang ada dan berpijak pada kesamaan-kesamaan yang dimiliki oleh setiap budaya daerah.


2.    Meminimalkan setiap potensi konflik yang ada.

http://coreei7.blogspot.com/2012/08/bab-v-keberagaman-budaya-di-indonesia.html

Fingerboard Ollie(teknik dasar bermain finger board)

1) Letakkan jari tengah Anda di bagian belakang fingerboard dan jari telunjuk Anda di tengah-tengah fingerboard Anda.
2) Pindahkan fingerboard ke belakang untuk mendapatkan kecepatan beberapa.
3) Dorong jari tengah ke bawah sehingga bagian depan atau naik fingerboard.
4) Ketika belakang hits permukaan fingerboard, geser jari Anda sampai fingerboard untuk mendapatkan ketinggian.
5) Coba dan tanah dengan dua jari pada fingerboard Anda untuk membuatnya terlihat bagus.


Kickflip

1) Letakkan jari tengah Anda di bagian belakang fingerboard dan jari telunjuk Anda di tengah-tengah fingerboard Anda.
2) Pindahkan fingerboard ke belakang untuk mendapatkan kecepatan beberapa.
3) Dorong jari tengah ke bawah sehingga bagian depan atau naik fingerboard.
4) Ketika belakang fingerboard hits slide suface jari Anda ke atas dan ke arah Anda sehingga berputar ke arah Anda.


Heelflip

1) Letakkan jari tengah Anda di bagian belakang fingerboard dan jari telunjuk Anda di tengah-tengah fingerboard Anda.
2) Pindahkan fingerboard ke belakang untuk mendapatkan kecepatan beberapa.
3) Dorong jari tengah ke bawah sehingga bagian depan atau fingerboard naik
4) Ketika belakang fingerboard hits slide permukaan jari Anda dan menjauh dari Anda sehingga berputar menjauh dari Anda.

Pop Shuvit

1) Letakkan jari tengah di bagian belakang fingerboard dan jari telunjuk Anda tepat di belakang baut depan.
2) tekanan Letakkan di jari tengah sehingga ekor fingerboard hits permukaan.
3) Lalu sendok jari tengah Anda terhadap diri Anda sehingga fingerboard datang dari tanah dan berputar 180 derajat.
4) Kemudian tanah dengan tengah dan jari telunjuk pada baut.

 

Cara dan Teknik Kuasai Fingerboard

Memainkan 'fingerboard' memang butuh kesabaran tersendiri karena alat yang dimainkan berukuran kecil. Seperti apa trik dan tekniknya, yuk ikuti tips berikut ini...
Teknik Smith Grind/ Foto-foto: Dirga KusmanaTeknik Smith Grind/ Foto-foto: Dirga Kusmana
Permainan mini skateboard (fingerboard), memang sangat mengasyikkan. Terlebih bila sang pendemo lihai memainkan dengan jari-jemarinya, tentu membuat orang yang melihatnya ingin ikut-ikutan bisa memainkan permainan tersebut.
Nah, bagi Anda yang tertarik menguasai permainan itu, dapat menempuh beberapa cara. Berikut saran dari Ketua dan anggota Butoy Fingerboard Community, Dirga Kusmana dan Eka Surya Putra:
Bonned OllieBonned OllieSenang permainan fingerboard
Ini merupakan modal bagi seseorang untuk bisa menguasai permainan fingerboard. Dengan menyenangi permainan akan memudahkan seseorang untuk mempelajarinya. Maklum, fingerboard yang kecil membutuhkan kesabaran dalam mempelajarinya.

Frontside 5-0Frontside 5-0Punya fingerboard

Memiliki fingerboard sendiri tak kalah penting, karena membuat seseorang terus berlatih ketimbang meminjam dari teman. Minimal seseorang punya satu item fingerboard.

Jangan suntuk

Mempelajari fingerboard memang tidak mudah, terkadang menghabiskan waktu berminggu-minggu. Untuk itu, setelah mempelajari terus menerus jangan mudah suntuk. Bila gejala tersebut menyerang segera istirahat secukupnya, kemudian berlatih kembali.

Belajar dari media
Ini salah satu jalan agar mengetahui bagaimana menguasai beberapa trik dalam permainan
fingerboard. Untuk itu, perlu belajar permainan fingerboard dari beberapa media, salah satunya melalui YouTube.

Ollie nose grindOllie nose grindSering sharing

Sharing dengan teman yang ahli memainkan fingerboard dapat membantu menguasai permainan tersebut. Sharing dapat digunakan sebagai arena saling tukar pikiran bagaimana memainkan fingerboard.

Switch 5-0Switch 5-0Pelajari Ollie
Ollie
merupakan suatu teknik untuk membuat fingerboard loncat. Ini adalah teknik dasar dari fingerboard. Untuk menguasainya tergantung masing-masing individu. Biasanya, dalam dua minggu seseorang sudah bisa menguasai teknik ini. Cara agar bisa melakukan Ollie, letakkan dulu satu jari di ujung papan.

Satu jari ditengah-tengah papan. Lalu jalankan fingerboard seraya tangan diujung menekan agar papan bisa loncat. Cara mudah lainnya, letakkan di tempat-tempat miring. Setelah menguasai teknik
Ollie, seseorang akan mudah mempelajari teknik berikutnya seperti Kick Flip yang membuat papan bisa berputar dan Shovit yang membuat papan berputar 180 derajat. http://www.tnol.co.id/tips-trik/8952-cara-dan-teknik-menguasai-fingerboard-.html